PENEMBAKAN ANGGOTA PETAPA DI WAMENA
PETAPA |
KRONOLOGIS PENEMBAKAN ANGGOTA PETAPA DI WAMENA
OLEH APARAT KEPOLISIAN KP3 UDARA WAMENA
4 SEPTEMBER 2010
OLEH APARAT KEPOLISIAN KP3 UDARA WAMENA
4 SEPTEMBER 2010
Kronolog: Dominikus Surabut (Sekretaris Dewan Adat Balim La Pago)
Nama Peristiwa: Polisi Menembak Penjaga Tanah Papua (PETAPA) Dewan Adat Balim
Hari/Tgl : Senin, 4 Oktober 2010
Jam : 08.00 WIT
Lokasi : KP3 Udara/ Bandar Udara Wamena
Pelaku : Polres Jayawijaya, Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Udara Wamena
Korban : Masyarakat Adat (PETAPA) Balim (1 orang meninggal Dunia, 2 orang luka-luka dan 4 orang di tahan Polres wamena)
Motif : Mencurigai kegiatan Separatis (ada bawa bendera Bintang Kejora dan Senjata Api). Dalam karton berisi Topi PETAPA
Nama Korban:
1. Nama : ISMAIL LOKOBAL (Meninggal Dunia, kena tembak di Jantung)
Usia : 34 Tahun
Jabatan : Anggota Penjaga Tanah Papua (Petapa) Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asolokobal
2. Nama : AMOS WETIPO (kena tembakan di Kepala)
Usia : 42 Tahun
Jabatan : Koordinator Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asolokobal Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
3. Nama : FRANS LOKOBAL (kena tembakan di pinggang)
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asolokobal Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
PETAPA sedang di Tahan Polres Jayawijaya:
1. Nama : LAORENS LOGO
Usia : 38 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Wosilimo Distrik Kurulu Wamena
Suku : Wosiala
2. Nama : JOHANIS HESELO
Usia : 41 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Wetipo Heselo Distrik Kurima
Suku : Wetipo Heselo Kurima
3. Nama : ALEKS WETAPO
Usia : 35 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
4. Nama : OTO WETAPO
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
Hari/Tgl : Senin, 4 Oktober 2010
Jam : 08.00 WIT
Lokasi : KP3 Udara/ Bandar Udara Wamena
Pelaku : Polres Jayawijaya, Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Udara Wamena
Korban : Masyarakat Adat (PETAPA) Balim (1 orang meninggal Dunia, 2 orang luka-luka dan 4 orang di tahan Polres wamena)
Motif : Mencurigai kegiatan Separatis (ada bawa bendera Bintang Kejora dan Senjata Api). Dalam karton berisi Topi PETAPA
Penjaga
Tanah Papua (Petapa) adalah salah satu badan kerja yang ada di Dewan
Adat Papua yang mempunyai tugas sebagai Polisi Adat Papua menjaga,
mengamankan dan mengayomi seluruh manusia, alam dan makluk ciptaan lain
yang ada di Tanah Papua. PETAPA mempunyai jaringan di semua Dewan Adat
Wilayah, Dewan Adat Daerah, Dewan Adat Suku dan Dewan Adat Sub-Suku
sampai Tingkat Klen.
Penjaga Tanah Papua ini dibentuk dalam rangka menjaga Tanah Papua sebagai mana yang sedang diberikan makan (menyusui kami), terhadap pihak-pihak tertentu dengan sengaja dan sadar sedang menghancurkan nilai dan tatanan Adat Papua serta menghancurkan ekosistem dan kandungan alam, tanpa mengabaikan dan menghargai hak-hak dasar masyarakat Papua atau tidak memberikan kontribusi kepada masyarakat adat Papua.
Dengan dasar pedoman Dewan Adat Papua bahwa Masyarakat adat Papua adalah pemilik dan Pewaris Tanah Papua (adat adalah pemerintahan yang tertua di Tanah Papua tidak perlu didaftar atau direkomendasikan oleh siapapun, tapi hanya butuh pengakuan atas identitas, otoritas dan hak-hak dasar masyarakat adat Papua), maka PETAPA diperintahkan oleh Ketua Umum Dewan Adat Papua untuk segera dilakukan konsolidasi di tubuh Penjaga Tanah Papua (PETAPA) di seluruh 7 Wilayah Adat di Tanah Papua. Di beberapa daerah sudah dilakukan termasuk Wamena, Biak, Mamta dan yang lain sedang dalam tahap konsolidasi PETAPA.
Dalam rangka itu Dewan Adat Wilayah Balim Lapago, sudah melakukan konsolidasi struktur, atribut dan Administrasi. Tanggal 24 September 2010 Koordinator Umum Petapa memanggil koordinator Petapa Balim ke Jayapura ambil Topi. Setelah di terima tanggal 04 Oktober 2010, berangkat kembali ke Wamena. Jumlah Topi yang didapatkan dari Koordinator Umum adalah 400 buah diisi dalam 2 karton. Jam 08.00 Tiba di Wamena, Polisi KP3 udara Wamena menyita Topi tersebut dengan uang Rp. 40 Juta dan surat-surat dari DAP tanpa ada alasan yang jelas, kemudian juga Koordinator PETAPA Balim digiring ke Kantor KP3 Wamena. Dalam negosiasi dengan polisi KP3 sudah disampaikan bahwa dalam karton itu hanya Topi Petapa saja tidak ada yang lain-lain misalmnya Bendera Bintang Fajar atau senjata, namun Polisi dengan sikap represif menahan barang-barang tersebut.
Kondisi demikian, anggota Petapa Balim, tidak terima dan datang ke kantor KP3 udara Wamena, situasi mulai memanas, Polisi mengeluarkan tembakan mengarah ke masa tanpa ada tembakan peringatan. Petapa lari menyelamatkan diri ke kantor Dewan Adat Balim Lapago, sekitar 1 KM dari TKP. Dalam insiden tersebut polisi menembaki Koordinator Petapa Balim : Amos Wetipo dan Frans Lokobal. Amos Wetipo di paksakan naik di truk untuk ditahan di Polres tapi Beliau tidak mau turun dari truk akhirnya Polisi melepaskan tembakan mengena di kepala bersama dengan Frans Lokabal. Juga Polisi kejar PETAPA sampai di depan Kantor DAP Balim Lapago. Ismael Lokobal, ditembak depan Kantor DAP dari TKP sekitar 1 KM, tembakan langsung mengena di Jantung langsung Tewas meninggal dunia. Yang lain sedang di tahan di Polres Jayawijaya.
Situasi terakhir di Wamena sedang mencekam, juga pihak Polres Jayawijaya, Dandim Jayawijaya dan Bupati Jayawijaya sedang mengiring ke kriminalisasi. Tapi masyarakat adat tetap bertahan, sudah cukup kita terima korban terus tiap saat. Kami tidak mau hal seperti begini. Tiap hari begini terus lama kelamaan kita akan habis dari Tanah ini. Tindakan ini menuju pada slow motion Genoside.
Penjaga Tanah Papua ini dibentuk dalam rangka menjaga Tanah Papua sebagai mana yang sedang diberikan makan (menyusui kami), terhadap pihak-pihak tertentu dengan sengaja dan sadar sedang menghancurkan nilai dan tatanan Adat Papua serta menghancurkan ekosistem dan kandungan alam, tanpa mengabaikan dan menghargai hak-hak dasar masyarakat Papua atau tidak memberikan kontribusi kepada masyarakat adat Papua.
Dengan dasar pedoman Dewan Adat Papua bahwa Masyarakat adat Papua adalah pemilik dan Pewaris Tanah Papua (adat adalah pemerintahan yang tertua di Tanah Papua tidak perlu didaftar atau direkomendasikan oleh siapapun, tapi hanya butuh pengakuan atas identitas, otoritas dan hak-hak dasar masyarakat adat Papua), maka PETAPA diperintahkan oleh Ketua Umum Dewan Adat Papua untuk segera dilakukan konsolidasi di tubuh Penjaga Tanah Papua (PETAPA) di seluruh 7 Wilayah Adat di Tanah Papua. Di beberapa daerah sudah dilakukan termasuk Wamena, Biak, Mamta dan yang lain sedang dalam tahap konsolidasi PETAPA.
Dalam rangka itu Dewan Adat Wilayah Balim Lapago, sudah melakukan konsolidasi struktur, atribut dan Administrasi. Tanggal 24 September 2010 Koordinator Umum Petapa memanggil koordinator Petapa Balim ke Jayapura ambil Topi. Setelah di terima tanggal 04 Oktober 2010, berangkat kembali ke Wamena. Jumlah Topi yang didapatkan dari Koordinator Umum adalah 400 buah diisi dalam 2 karton. Jam 08.00 Tiba di Wamena, Polisi KP3 udara Wamena menyita Topi tersebut dengan uang Rp. 40 Juta dan surat-surat dari DAP tanpa ada alasan yang jelas, kemudian juga Koordinator PETAPA Balim digiring ke Kantor KP3 Wamena. Dalam negosiasi dengan polisi KP3 sudah disampaikan bahwa dalam karton itu hanya Topi Petapa saja tidak ada yang lain-lain misalmnya Bendera Bintang Fajar atau senjata, namun Polisi dengan sikap represif menahan barang-barang tersebut.
Kondisi demikian, anggota Petapa Balim, tidak terima dan datang ke kantor KP3 udara Wamena, situasi mulai memanas, Polisi mengeluarkan tembakan mengarah ke masa tanpa ada tembakan peringatan. Petapa lari menyelamatkan diri ke kantor Dewan Adat Balim Lapago, sekitar 1 KM dari TKP. Dalam insiden tersebut polisi menembaki Koordinator Petapa Balim : Amos Wetipo dan Frans Lokobal. Amos Wetipo di paksakan naik di truk untuk ditahan di Polres tapi Beliau tidak mau turun dari truk akhirnya Polisi melepaskan tembakan mengena di kepala bersama dengan Frans Lokabal. Juga Polisi kejar PETAPA sampai di depan Kantor DAP Balim Lapago. Ismael Lokobal, ditembak depan Kantor DAP dari TKP sekitar 1 KM, tembakan langsung mengena di Jantung langsung Tewas meninggal dunia. Yang lain sedang di tahan di Polres Jayawijaya.
Situasi terakhir di Wamena sedang mencekam, juga pihak Polres Jayawijaya, Dandim Jayawijaya dan Bupati Jayawijaya sedang mengiring ke kriminalisasi. Tapi masyarakat adat tetap bertahan, sudah cukup kita terima korban terus tiap saat. Kami tidak mau hal seperti begini. Tiap hari begini terus lama kelamaan kita akan habis dari Tanah ini. Tindakan ini menuju pada slow motion Genoside.
Apel Siaga PETAPA |
1. Nama : ISMAIL LOKOBAL (Meninggal Dunia, kena tembak di Jantung)
Usia : 34 Tahun
Jabatan : Anggota Penjaga Tanah Papua (Petapa) Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asolokobal
Ismail Lokobal |
2. Nama : AMOS WETIPO (kena tembakan di Kepala)
Usia : 42 Tahun
Jabatan : Koordinator Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asolokobal Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
Amos Wetipo |
3. Nama : FRANS LOKOBAL (kena tembakan di pinggang)
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asolokobal Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
Frans Lokobal |
1. Nama : LAORENS LOGO
Usia : 38 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Wosilimo Distrik Kurulu Wamena
Suku : Wosiala
Laorens Logo |
Usia : 41 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Wetipo Heselo Distrik Kurima
Suku : Wetipo Heselo Kurima
3. Nama : ALEKS WETAPO
Usia : 35 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
4. Nama : OTO WETAPO
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Anggota Petapa Dewan Adat Wilayah Balim
Alamat : Asowetipo Distrik Asolokobal Wamena
Suku : Asowetipo
0 komentar:
Posting Komentar