Siapapun Yang Mengkhianati Perjuangan Murni Rakyat, Dialah Musuh Abadi Rakyat
Komando TPN-OPM Sniper Group |
“Kita Tidak Butuh Merdeka” itulah
sebuah pernyataan orang nomor satu di Papua Lukas Enembe, S.IP, M.H.
Pernyataan Lukas merupakan pengkhiatan terhadap perjuangan murni rakyat
bangsa Papua Barat. Lukas yang masuk dalam Daftar Blacklist Tentara
Pembebasan Nasional Papua Barat http://www.wpnla.net/daftar-black-list/wanted-pro-nkri/>
; itu mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan perjuangan suci rakyat Papua.
Berikut adalah pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe S.IP, M.H, silakan simak : “Kita Tidak Butuh Merdeka” Gubernur: Sebab Kemerdekaan Ada Dalam Kesejahteraan
TIOM – Gubernur Provinsi Papua, Lukas
Enembe SIP. MH menegaskan kepada seluruh masyarakat Papua bahwa dirinya
tidak membutuhkan kemerdekaan, karena sesungguhnya kemerdekaan itu ada
dalam kesejahteraan, berupa ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan rakyat
Papua.
“Di Papua ini, kita membutuhkan kesejahteraan pembangunan rakyat Papua. Kita tidak membutuhkan kata merdeka, karena kemerdekaan ada dalam kesejahteraan itu,” kata Gubernur pada sambutannya pada pencanangan Pembangunan Lanny Jaya Mandiri, Sabtu (20/7) kemarin dilapangan Upacara, Kota Tiom, Kabupaten Lanny Jaya.
Gubernur kemerdekaan kesejahteraan di tanah Papua dimulai dari pertumbuhan, rakyat harus punya pendapatan, pendidikan harus lebih baik seperti, dimulai dari sekolah PAUD, TK, SD, SMP, dan SMU.
Dia mengungkapkan, sejak dirinya
dilantik sebagai Gubernur Provinsi bersama Klemen Tinal, S.E., M.M.,
dimana sudah tiga bulan lebih menjalankan roda pemerintahan sebagai
orang nomor satu di Papua baru datang ke Kabupaten Lanny Jaya.
“Kerinduan masyarakat Lanny Jaya sudah dikabulkan oleh Tuhan. Kita tidak
terlambat datang kesini, karena hati saya mengasihi saudara, anak –
anak ku, mengasihi mama – mama ku yang ada di Kabupaten ini karena besar
di Kabupaten ini,” tukasnya.
Untuk itu, dirinya bersama Wakil Gubernur mempunyai komitmen untuk membangun Papua tanpa memilih dia dari asal mana, karena itulah komitmen untuk membangun Papua Mandiri dan sejahtera. “Saya ingin masyarakat saya di Papua keluar dari kemiskinan, kebodohan saya salut dan saya bangga, saya bagian dari saudara dan saya siap apapun yang saya bisa lakukan demi kemajuan kesejahteraan rakyat Papua,” tukasnya.
Sehingga komitmen yang dilakukan itu, dirinya tidak ingin membutuhkan kemerdekaan di tanah ini, karena kemerdekaan ada didalam kesejahteraan itu. “Inilah saatnya kita merubah dan menata Papua dimulai dari Kabupaten Lanny Jaya. Inilah harapan kita, bangkit bersama Gubernur Papua untuk memajukan Negeri ini,” pungkasnya.
Tambahnya, pembangunan akan dilakukan secara merata di tanah Papua ini, baik itu dari Pantai, orang pegunungan, pesisir semua diratakan demi kesejahteraan. “Nanti kita lihat selama kepemimpinan kami di lima tahun yang akan datang, saya akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Kalau di limat tahun yang akan datang sudah bagus dan saya keluar sebagai Gubernur maka saya sudah memberikan kenangan manis kepada masyarakat dan itu kemerdekaan yang terjadi,” imbuhnya. (Loy/Don/l03) sumber : http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/6938-%E2%80%9Ckita-tidak-butuh-merdeka%E2%80%9D
Pernyataan dan Pendekatan Koordinasi Gubernur Dengan Pihak TPNPB, di Tolak oleh TPN melalui Lambert P. Koordinator Umum TPN Wilayah Perbatasan Keerom. Berikut Pernyataannya. silakan ikuti:
Lambert: Tolak Tawaran Gubernur, Pilih Referendum
Minta Aparat Stop Intimidasi Warga
Terkait upaya yang sedang dan akan dilakukan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe,
S.I.P., M.H., untuk membangun komunikasi dengan ‘saudara yang berseberangan’ dalam hal ini mereka yang sedang berjuang untuk merdeka, dan tergabung dalam TPN-OPM, ditanggapi dingin oleh salah satu Tokoh TPN-OPM yang juga Koordinator Umum TPN-OPM, Lambert Pekikir.
Bagi Pekikir, tidak ada lagi tawar-menawar terkait perjuangan yang mereka tegakkan, baginya, upaya untuk menyelesaikan persoalan Papua bisa dilakukan apabila kewenangan penyelesaian itu diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
“Tawaran Gubernur itu silahkan saja dilaksanakan, kalau tujuannya untuk menyelesaikan masalah Papua, saya menyarankan kepada Gubernur agar serahkan saja kembali kepada rakyat Papua, biarkan rakyat yang memilih, apakah mereka mau hidup dengan Indonesia atau mereka mau berdiri sendiri sebagai satu Negara,” jelas Lambert Pekikir kepada Bintang Papua, Minggu (21/7) kemarin malam.
Alasan dikembalikannya pilihan itu kepada rakyat Papua, menurut Lambert karena dalam tatanan demokrasi segala sesuatunya rakyat yang menentukan,”Jangan atas namakan rakyat, tetapi sebaiknya berikan itu kepada rakyat untuk memilih, kami (TPN-OPM) berjuang ini kan juga sebagai proses menjunjung amanat rakyat Papua yang ingin merdeka, karena ada yang ingin merdeka dan ada yang kelihatannya tidak, yah biarkan saja mereka memilih secara independen,” kata Lambert.
Dan Lambert juga mengusulkan agar wadah bagi rakyat untuk memilih dan menentukan pilihannya adalah Referendum,” Tidak ada solusi lain, kalau mau fair dan independen lakukan referendum, ini yang saya usulkan untuk menyelesaikan masalah Papua,” tandasnya.
Selain itu, Lambert juga meminta kepada aparat TNI/POLRI untuk menghentikan penyiksaan dan intimidasi terhadap masyarakat, kalau aparat mencintai warga masyarakatnya seharusnya menggunakan hati,”Sekarang ini sedang terjadi di Skamto, Kabupaten Keerom, kami dapat laporan masyarakat diintimidasi terkait penemuan senjata beberapa waktu lalu,” kata Lambert.
Menurutnya lagi, senjata yang ditemukan aparat tersebut adalah senjata milik TPN-OPM, dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan warga Skamto,”Itu senjata milik kami, jujur saja, senjata itu saya serahkan kepada komandan operasi, dan minggu lalu mereka tidak bisa kembali ‘masuk ke dalam’ karena faktor keamanan, senjata itu akhirnya jatuh ke tangan aparat, sayangnya aparat TNI/POLRI mengintimidasi warga soal senjata tersebut, itu tidak ada kaitannya dengan warga, senjata itu urusannya dengan kami, jangan intimidasi warga, saya minta untuk segera hentikan aksi itu,” tegas Lambert. (Bom/don/l03) Sumber : http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/6933-lambert-tolak-tawaran-gubernur-pilih-referendum
Pesan Dar Suara Yali Kepada Lukas Enembe :
Sebenarnya masalah-masalah besar itu muncul dari masalah kecil. Anda jadi Gubenur dan menerima tiliunan rupiah itu karena rakyat Papua teriak Papua Merdeka. Jadi saudara jangan menyombongkan diri, menganggap orang Penentuan nasib sendir bangsa Papua reme. Dan masalah itu bisa saja menjadi mendunia apabila saudara tidak menyelesaikan masalah tersebut. Ingat lah saudara boleh boleh menyombongan diri dan menganggap hina orang lain. Meskipun anda memiliki perusahaan, Mobil, Rumah mewah, Jabatan, kedudukan dll. Itu semua tidak abadi. Apalagi kalau untuk mendapatkannya diperoleh dengan tangisan si miskin. Sebenarnya semua yang anda dapatkan tersebut akan hilang. Karena Tuhan tidak membiarkan ada yang menghina si miskin, si tertindas, si terjajah, si bisu dsn. Karena barang siapa meninggikan diri akan direndahkan dan sebaliknya.
Manusia akan mengalami korban di atas korban. Manusia Papua semakin musnah. Kenapa saudara begitu pasrah kepada pemerintab NKRI, sementara kepasrahanmu diubah oleh mereka menjadi pengorbanan atas diri ayahmu, ibu-ibumu, adik-adikmu, saudaramu, iparmu, tantamu, di Puncak Jaya sana. Dengan melihat situasi seperti itu, mengapa saudara menawarkan kesejahteraan, pendidikan, inspratrukutr dll? kenapa tidan menegakkan keadilan di Papua???
solusi atas penderitaan Rakyat Papua,
adalah Penentuan nasib sendiri. bukan otsus plus… bukan juga merdeka
karena merdeka saudara sudah merdeka dengan otsus plus..ES@/
0 komentar:
Posting Komentar